Eksplorasi Gas Metan di Sumber Agung Dimulai Juli Mendatang

KAYUAGUNG – Gas Metana atau Coal Bed Methane (CBM) yang terkandung dalam perut bumi di desa Sumber Agung Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilkir (OKI) pada bulan  juli mendatang akan mulai di eksplorasi, sumber gas yang terjebak diantara batubara ini  untuk memenuhi kebutuhan gas nasional di masa mendatang.

IST

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) OKI, Ir Djustaf mengatakan, dalam melakukan eksplorasi gas metan di Desa Sumber Agung ini Pemkab OKI bakal menggandeng perusahaan PT East Ogan Methane (EOM) dan juga pihak Universitas Sriwijaya (Unsri).

“Saat ini masih dalam tahap persiapan, mudah-mudahan bulan Juli nanti mulai mobilisasi peralatan dan dilanjutkan dengan melakukan pengeboran Sumur Eksplorasi EOM-1 di Desa Sumber Agung, Kecamatan Lempuing,” ujar Djustaf kepada wartawan, Minggu (3/6).

Mengenai seberapa besar kandungan gas metan yang ada di Sumur Eksplorasi EOM-1 ini, Djustaf menuturkan, pihaknya belum mengetahui seberapa besar, namun yang jelas berdasarkan data-data skunder awal, kemungkinan ada kandungan gas metan di dalam tanah di Desa Sumber Agung ini, sehingga pihaknya bersama PT EOM bakal membuktikan hal ini dengan melakukan eksplorasi.

“Mudah-mudahan pemboran Sumur Eksplorasi EOM-1 oleh PT EOM ini berhasil sehingga bisa dilanjutkan dengan pemboran pengembangan untuk mendapatkan gas metan yang banyak,” katanya seraya mengatakan, sebelumnya pihaknya telah melakukan sosialisasi untuk menjelaskan kegiatan secara terperinci dan memberikan kesempatan kepada instansi terkait untuk mengetahui seberapa jauh dampak dan jangka waktu kegiatan eksplorasi ini.

Sementara pejabat yang mewakili Kepala BP Migas Sumsel, Zulkarnain Mahfud mengatakan, bahwa BP Migas akan mengawasi, memfasilitasi kegiatan ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BP Migas, tentunya dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku, sehingga kegiatan ini dapat terarah dan membawa manfaat bagi Kabupaten OKI.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkab OKI atas support yang diberikan, sehingga kedepan OKI khususnya dan Sumsel umumnya dapat memberikan sumbangsihnya bagi kebutuhan gas nasional,” ucapnya.

Prof H Edy Sutriyono selaku akademisi Unsri yang merupakan pihak yang bekerjasama dengan PT East Ogan Methane mengatakan, sebelum melakukan pemboran Sumur Eksplorasi EOM-1 di Sumber Agung harus terlebih dulu melakukan peninjauan dampak lingkungan terhadap kegiatan yang akan dilakukan.

Dijelaskannya, bahwa pemboran untuk mendapatkan gas metana ini dampaknya tidaklah massif karena hanya menggunakan lahan seluas 1 hektare dan kegiatannya dilakukan di dalam tanah dan tidak merusak rona permukaan tanah, seperti halnya kegiatan tambang batu bara yang memerlukan lahan yang cukup luas.

“CBM adalah gas metana yang terjebak di dalam bongkahan batu bara serta air yang ada di dalamnya, sehingga perlu penjelasan lebih lanjut kepada masyarakat tentang hal ini, artinya pemboran CBM tidak langsung bisa memproduksi atau menghasilkan keuntungan secara seketika, namun perlu beberapa tahapan seperti pemboran konduktor, surface casing dan eksplorasi. Dalam tahapan ini pula ada proses dewatering yakni mengeluarkan air yang juga menjebak gas metana, sehingga diharapkan air yang dikeluarkan juga dapat dipikirkan untuk pemanfaatannya,” terangnya seraya menuturkan, CBM juga tidak merusak kualitas batu bara di dalamnya walaupun gas metana-nya diambil.

Sementara itu, Sekda OKI, Ir H Ruslan Bahri MT menyampaikan dukungan terhadap kegiatan ini. Diharapkan kepada perusahaan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar sejak awal, sebagai contoh proses dewatering yang disampaikan oleh Prof Edy Sutriyono.

“Kepada Camat dan Kepala Desa Sumber Agung juga harus dapat menyampaikan kepada masyarakat tentang kegiatan ini, serta tak luput membantu kegiatan di lapangan nantinya,” harap Sekda. (zhva)