KAYUAGUNG - Sebanyak 6 siswa SMP/MTS di wilayah Kabupaten Ogan Komering ilir (OKI) dipastikan tidak lulus Ujian Nasional (UN). Mereka yang tidak lulus karena tidak mengikuti UN, kemudian ada juga yang memang nilainya kecil, sehingga tidak bisa dinyatakan lulus UN.
Kepala Dinas Pendidikan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI),Qomarus Zaman, menjelaskan, bahwa ada 4 siswa SMP yang tidak lulus UN, sementara dari MTS ada 2 orang yang tidak lulus, namun qomaruz tidak merinci siswa dari SMP/MTS mana saja yang dinyatakan tidak lulus.
” Ke 6 siwa yang lulus itu selain tidak mengikuti UN karena beberapa alasan, seperti sudah berhenti sekolah, dan beberapa alasan lainya,” katanya.
Khusus untuk siswa yang telah berhenti sekolah dan pindah kedaerah lain, kata Qomarus, pihaknya telah berupaya membujuk orangtua siswa agar bisa mendorong anaknya untuk mengikuti UN. Namun upaya tersebut tidak mendapat hasil karena orangtua atau siswa tidak lagi memiliki keinginan mengikuti UN.
"Sebelum dilaksanakannya UN, kami telah berupaya melakukan pendekatan dengan orangtua siswa, namun mereka tetap tidak mengikuti UN," ujarnya.
Berdasarkan data dinas Pendidikan, siswa SMP yang tersebar di Kabupaten OKI dan terdaftar untuk mengikuti UN sebanyak 7.733 oran, persentase kelulusan 99,95%, Sementara untuk siswa MTS yang terdaftar mengikuti UN sebanyak 1.904 orang, dengan persentase 99,89%.
”SMP yang memperoleh nilai tertinggi yakni SMP Budiutomo Tugumulyo, Lempuing, dengan nilai rata-rata 34,66, sementara untuk MTS yang memperoleh nilai tertinggi yakni MTS I Darul ulum Sungai Belida, Kecamatan Lempuing Jaya,”jelasnya.
Ditambahkan oleh Kabid SMP/SMA Diknas OKI, Asnawi SPd, bahwa tingkat kelulusan untuk siswa SMP/MTS di OKI tahun 2012 ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang lalu.
Tingkat ketidaklulusan pelajar SMP/MTs tahun ini memang menurun, namun fakta adanya ketidaklulusan pelajar SMP/MTs itu tetap harus menjadi bahan evaluasi bagi dinas pendidikan, sekolah, kepala sekolah, guru, dan orangtua.
"Realita yang ada wajib diterima dengan lapang dada, karena apa yang tampak merupakan potret yang perlu dijadikan cermin untuk perbaikan di masa selanjutnya," katanya.
Untuk diketahui pada tahun 2011 yang lalu, hasil ujian nasional untuk tingkat SMP, diraih oleh SMP Negeri 6 Kota Kayuagung yang menjadi terbaik dalam Ujian Nasional (UN) se-Sumsel tingkat SMP/MTS tahun ajaran 2010/2011, dengan Nilai rata-rata tertinggi sekolah 35,82, kemudian disusul oleh SMPN 6 Sekayu 35,23 dan SMP BW 35,20.
Mengenai aksi coret-coret dan konvoi yang menjadi tradisi siswa usai pengumuman Asnawi menuturkan, jika memang tidak bisa dicegah sebaiknya sekolah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.”Untuk menghindari aksi konvoi pada saat pengumuman kepala sekolah sebaiknya minta bantuan polisi,” tegasnya.
Kasat Lantas Polres OKI, AKP I Ketut Suarnaya, mengatakan bahwa selama para siswa tersebut tidak mengganggu lalulintas atau tidak melanggar maka diperbolehkan.
”kita himbau tidak melakukan konvoi, namun jika tetap melakukan Konvoi agar tertib dan tidak melakukan pelanggaran lalu lintas," katanya.(zhva)
Meskipun sudah dilarang, namun para siswa tetap melakukan aksi corat-coret dan konvoi dijalanan merayakan kelulusan, tampak SMA melakukan aksi konvoi dan corat-coret yang diumumkan kemarin. |
wah kalo gak lulus SMP trus mau gimana dong?? mau kerja belum cukup umur...mau nikah apalagi.......wah...wah...
BalasHapus